Meningkatkan traffic blog dan social media Kunjungi n Loging di YouLikeHits.com

Senin, 08 April 2013

Menyelamatkan Fall Out Boy


image

Jakarta - Patrick Stump bukan rock star yang tipikal. Walau dialah vokalis dan otak di balik musik Fall Out Boy, dia seringkali kalah pamor dibanding Pete Wentz, bassist dan penulis lirik flamboyan di band rock asal Chicago tersebut.

Ketika obrolan lewat telepon dengan Rolling Stone dari kediamannya di Los Angeles dimulai dan suara terdengar kurang jelas, Stump, 28 tahun, malah berkata, “Agak sulit mendengarnya, jadi mungkin saya akan meminta Anda mengulang ucapan beberapa kali. Maaf.”

Tapi Fall Out Boy memang bukan band yang tipikal, bahkan ketika nama mereka melejit di tahun 2005 lewat album kedua From Under the Cork Tree dan dinobatkan sebagai garda depan tren emo. Menurut Stump, “Kenyataannya adalah kami tak pernah menjadi band emo yang sesungguhnya. Kami adalah band yang tidak sengaja terdengar seperti begitu. Kami dibesarkan di Chicago, kami berasal dari Midwest, dan kancah Midwest emo itu memang ada. Kami selalu ada di luar itu dan tak pernah diizinkan masuk, tak diperbolehkan tampil bersama band-band itu. Kami tidak diterima di dunia itu, jadi kami tak pernah merasa seperti ‘band emo yang sesungguhnya’. Dan kami dipromosikan seperti itu.”

Sebagai konseptor musik Fall Out Boy, selera Stump juga tercermin pada elemen-elemen pop, R&B dan hip-hop yang masuk di album-albumnya. Ramuan itu sukses pada album Infinity On High (2007), namun album berikutnya, Folie a Deux (2008), mendapat reaksi yang negatif dari penggemar, antara lain karena popularitas emo sudah mencapai titik jenuh.

Penggemar pun banyak yang mencemooh ketika Fall Out Boy hendak membawakan lagu-lagu Folie a Deux ketika konser. “Orang-orang yang menyukai apa yang kami lakukan dan menganggapnya bagian dari dunia itu, itu sudah terekspos berlebihan. Mereka jenuh. Orang lain yang tidak tahu itu apa, mereka begitu marah dan siap menghujat kami tanpa tahu apa yang mereka bicarakan,” kata Stump.

Stump merasa sangat terpukul dengan reaksi negatif terhadap Folie a Deux, dan membandingkannya dengan karya lain yang mengalami nasib serupa, yakni Pinkerton milik Weezer. “Itu benar-benar seperti Pinkerton versi saya, seperti ketika Rivers [Cuomo, pentolan Weezer] benar-benar mencurahkan jiwa ke dalamnya,” kata Stump.

“Saya tak keberatan jika itu tidak sukses. Bukan masalah, saya siap untuk itu. Sangat berat untuk mengeluarkan sesuatu yang sangat kita cintai dan pedulikan, lalu orang-orang bukan hanya tak peduli, tapi berkata, ‘Ya, saya benci ini. Saya benci kamu.’ Itu berat!”

Fall Out Boy memutuskan untuk vakum pada tahun 2009, dan masing-masing anggota sibuk dengan proyek-proyek lain. Wentz membentuk grup electro pop Black Cards; gitaris Joe Trohman dan drummer Andy Hurley membentuk The Damned Things bersama Scott Ian dan Rob Caggiano dari Anthrax serta Keith Buckley dan Josh Newton dari Every Time I Die; dan pada tahun 2011 Stump merilis album solo berjudul Soul Punk, yang semua instrumennya dimainkan sendiri dan semakin memperlihatkan ketertarikan Stump pada pop dan R&B.

Karier solo Stump menuai reaksi negatif, sehingga mengumumkan di blog pribadinya bahwa dia akan mengurangi aktivitas bermusiknya dan mencoba hal-hal lain seperti belajar akting dan mengumpulkan komik X-Men dari tahun 1960-an. “Saya agak menguranginya ketika menikah pada September lalu. Kalau menikah harus berkorban. Koleksinya masih berjalan, tapi sekarang disimpan di pojokan sendiri,” kata Stump sambil tertawa.

Pada tahun lalu, akhirnya Fall Out Boy berkumpul kembali untuk merekam album baru yang diberi judul Save Rock and Roll, yang dirilis pada April ini. Mengenai perbedaan cara kerja dibanding sebelumnya, menurut Stump, “Kami lebih banyak belajar cara berkolaborasi. Benar-benar berkolaborasi dan membiarkan ide terbaik menang. Buktinya adalah lagu favorit kami masing-masing tak ada yang masuk ke albumnya. Masing-masing orang punya lagu favorit, dan lagu favorit masing-masing ditolak masuk karena kami harus berkata, ‘Ini demi kebaikan albumnya.’ Itu bukan cara kerja Fall Out Boy yang lama [tertawa].”

Saat tulisan ini naik cetak, belum ada banyak detail tentang isi Save Rock and Roll, selain ada kolaborasi dengan Elton John dan single pertama “My Songs Know What You Did In the Dark (Light Em Up)” mengusung produksi yang lebih tipikal pada musik hip-hop. “Hal yang saya sering rasakan saat membawakan lagunya adalah orang-orang berkata, ‘Aneh, sama sekali tidak terdengar seperti Fall Out Boy, tapi terdengar seperti Fall Out Boy,’” kata Stump, yang sudah mulai tur lagi bersama Fall Out Boy di berbagai venue kecil di Amerika Serikat, Eropa dan Australia, yang kali ini disambut positif.

“Albumnya terdengar seperti itu bagi saya. Paham maksud saya? Tak ada banyak hal yang biasanya menjadi fokus, tapi terasa sangat Fall Out Boy. Itulah albumnya bagi saya.”

Mengenai judul albumnya, Stump menganggapnya sebagai pernyataan terhadap kondisi rock and roll yang stagnan. “Saat saya melihat band seperti Fun. atau Gotye, itu seru. Mereka adalah ‘band rock’, tapi mereka melakukan sesuatu yang baru, berbeda dan seru. Mereka tidak terdengar seperti band-band lain,” katanya.

“Saat orang-orang membicarakan purist, kemurnian rock and roll, saya pikir, ‘Itu payah!’ Bayangkan jika jazz tak pernah bereksperimen. Saya akan sangat kecewa jika kita tidak punya ada Miles Davis dan Herbie Hancock, jika jazz hanya diam di tempat. Bagi saya, itu sebagian dari makna judul itu. Entah siapa yang akan melakukannya. Tapi harus ada yang melakukannya [tertawa]!”
 
http://rollingstone.co.id/read/2013/04/02/205525/2209820/1102/menyelamatkan-fall-out-boy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar